Kritik
Sadar ato ga sadar, kita pasti merasakan kalo aktivitas mengkritik tak akan pernah ada kata “tamat”. Sebagian besar dari kita, bahkan hampir semua manusia, akan lebih suka mengkritik daripada dikritik. Apa sebenernya tujuan kritik itu?? apa saja tipe-tipe kritik itu?? bagaimana menghadapi kritik dari orang lain?? Jika anda termasuk “korban” kritikan silakan anda membaca tulisan saya ini dari awal sampai akhir, tapi jika anda adalah salah satu aktivis “tukang kritik”, sebaiknya anda sudahi membaca tulisan saya ini. Knapa “tukang kritik” lebih saya sarankan untuk berhenti membaca tulisan saya ini? saya ga ingin dikatakan menyindir ataupun malah melakukan aktivitas “tukang kritik” kepada “tukang kritik” itu sendiri… hehe… Intinya, siapapun anda silakan membaca tulisan ini sampai akhir dengan syarat anda berperan sebagai seorang “korban” dari aktivitas “tukang kritik”.
Pernahkah anda dikritik di depan umum atas sesuatu yang anda lakukan? saya yakin anda semua pernah, saya pun juga pernah. Bagai tercabik-cabik rasanya, seperti tak ada harganya apa yang telah kita lakukan. Malu? karena kita merasa bodoh karena terlalu menganggap si tukang kritik adalah orang yang lebih pinter dan berpengalaman. Sakit? karena saat kita menerima kritik, kita menganggap kita hanya sendirian dan tak ada yang mendukung kita. Itu semua adalah yang saya alami, mungkin ada yang lebih parah dari yang saya rasakan. Tapi untungnya saya tak berpikiran untuk bunuh diri… hehe..
Saat kita menerima sebuah kritik, kita dituntut kedewasaan untuk menghadapinya, bukan untuk menghindarinya. Kita harus siap untuk menghadapi kritikan untuk mencari sebuah jalan keluar (solusi), bukan untuk mencari siapa yang BENAR dan siapa yang SALAH atau siapa yang PINTAR dan siapa yang BODOH.
Menurut riset saya, dari berbagai kritik yang pernah saya alami dan berdasarkan atas sudut pandang psikologis (riset2an, hehe..), orang cenderung suka mengkritik orang lain karena beberapa hal:
- mereka ingin membuat anda lebih maju
- mereka melihat ada yang salah dengan yang anda lakukan
- mereka ingin menguji anda
- mereka iri dengan kesuksesan anda
- mereka ingin menjatuhkan anda
- mereka ingin mencari perhatian orang lain agar dianggap lebih pintar
- mereka memang orang yang suka membuat pertentangan
dari alasan-alasan itu dapat di singkat lagi menjadi 2 poin penting, yaitu:
- kritik yang bersifat membangun ( 3 poin paling atas )
- kritik yang menghancurkan ( sisanya )
dari beberapa artikel dan buku-buku psikologi yang pernah saya baca,ada cara-cara untuk menghadapi kritikan tersebut. Pertama kali mendengarkan kritikan, jangan langsung buru-buru membela diri secara langsung. dengarkan dulu kritikannya dan mengerti maksudnya. Kedua, anda harus pandai-pandai dan bersikap obyektif menganalisa mengapa anda dikritik sebelum melakukan pembelaan.
- Jika anda yakin, bahwa si tukang kritik menginginkan anda untuk lebih maju, terima saja kritikannya karena sebenarnya kritikan itu adalah hal yang anda pelukan.
- Jika memang ada sesuatu yang salah, jujurlah pada diri sendiri. Mungkin anda melakukan kesalahan itu secara tidak sadar dan berterimakasihlah kepada si tukang kritik yang baik itu.
- Jika anda merasa sedang di uji dengan kritikan yang ditujukan kepada anda, jawab saja dengan jujur dan penuh percaya diri. Integritas dan kemampuan anda sangatlah penting dalam menghadapinya.
Bagaimana jika kritik yang menghancurkan yang kita terima?? Untuk menghadapi orang seperti ini adalah dengan tidak menghadapinya. Ini bukan berarti kita menghindar. Tapi tidak mendengarkan kritikan kosong mereka. Tetaplah pada jalur yang anda yakini terbaik dan lakukan semua rancana anda. Jangan takut tentang reaksi publik karena pastinya publik sudah tau tentang kritikan kosong tersebut.
Jangan biarkan emosi anda bicara!!! ingat itu!! anda hanya akan membuang waktu percuma untuk hal yang “ga penting banget”. Berikan alasan yang wajar dan menurut anda perlu, mereka ga perlu tau semua detail rencana anda. Kalo si tukang kritik tidak puas dengan jawaban anda, katakan anda tidak punya waktu untuk menanggapi kritikan kosong itu. Jika mereka tetap mengkritik di depan anda ataupun di belakang anda, abaikan saja. Inilah saatnya anda menerapkan prinsip “silence is gold” atau diam itu emas.
Yang perlu anda jadikan poin penting dalam membedakan kritik yang membangun dengan kritik yang menghancurkan adalah apakah mereka memberikan solusi atas kritik yang mereka sampaikan. Jika mereka menawarkan solusi yang lebih baik, mungkin itu adalah kritik yang membangun dan peduli. Jika kritik yang menghancurkan, maka tak akan ada solusi yang mereka tawarkan dan terus menerus akan mencari-cari kesalahan meskipun hanya sedikit.
0 comments:
Posting Komentar